TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
(Kajian
Teori dan Aplikasi)
disusun
untuk memenuhi Tugas
Matakuliah: Teknologi Pembelajaran
Pengampu: Dr. Umi Mahmudah dan
Dr. Sutaman
Penyusun:
Bayu Kusferiyanto (14720081)
Bahroin Budiya (14720027)
PENDIDIKAN
BAHASA ARAB
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA
MALIK IBRAHIM MALANG
April, 2015
Kata
Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji-Syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
dan salam semoga terlimpah-curahkan kepada Rasul, Nabi Muhammad SAW, guru
semesta alam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Matakuliah Teknologi Pembelajaran yang diampu Ibu Dr. Umi Mahmudah
dan Bapak Dr. Sutaman
dengan judul Teknologi Pembelajaran
besbasis Komputer dalam Pembelajaran Bahasa Arab: Kajian Teori dan Aplikasi
di Program Magister Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil
teknologi dalam proses pembelajaran. Para guru dituntut agar mampu menggunakan
alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak menutup kemungkinan
bahwa pembelajaran tatap muka konvensional di waktu yang akan datang akan
semakin berkurang tergantikan pembelajaran yang lebih terdesentralisasikan
melalui CD interaktif, web base, dan perangkat teknologi informasi
lainnya.
Kami berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep pembelajaran
bahasa Arab, utamanaya dengan menggunakan teknologi berbasis komputer. Karena hemat kami, teknologi pembelajaran
berbasis komputer menunjang implementasi kurikulum, membantu upaya meningkatkan
minat belajar, dan menjadi pelengkap sumber belajar.
Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah
ini terdapat banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang akan
kami susun berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku
penyusun khususnya, atau bagi siapapun yang membacanya secara umum. Demikian dan akhirnya kami
ucapkan terimakasih.
Penyusun
Daftar Isi
Cover
Kata
Pengantar ......................................................................................... i
Daftar
Isi .................................................................................................... ii
BAB I :
PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
........................................................................ 4
2.1 Teknologi Pembelajaran Berbasis Komputer .......................... 4
A.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer ........................ 4
B.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) ....... 5
C.
Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK) ........ 5
2.2 Pembelajaran Bahasa Arab ....................................................... 10
A.
Pengertian
Pembelajaran Bahasa Arab .................................. 10
B.
Ruang
Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab .......................... 11
C.
Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab .............................. 14
2.3 Aplikasi Teknologi Pembelajaran Berbasis Komputer dalam
Pembelajaran Bahasa Arab ....................................................................................................... 15
A.
Pengembangan Teknologi Pembelajaran Berbasis
Komputer dalam Pembelajaran
Bahasa Arab ...................................................................................... 15
B.
Penggunaan Produk Teknologi Pembelajaran Berbasis Komputer dalam Pembelajaran
Bahasa Arab ......................................................................... 18
BAB III : PENUTUP
................................................................................ 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................. 21
Daftar Pustaka .......................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wacana
yang berkembang sekarang ini, orang yang belajar bahasa Arab dianggap kolot
karena hanya diajarkan oleh kiai-kiai di pesantren-pesantren. Pembelajaran
bahasa Arab tidak mendapatkan tempat elit dalam sistem pendidikan nasional
karena pendidikan Indonesia masih saja mendikotomi pendidikan umum pada satu
pihak dan pendidikan agama pada pihak lain. Pendidikan umum dan pendidikan
agama berjalan sendiri-sendiri, misalnya di SMU/SMK ada pelajaran Bahasa
Inggris, Jerman, Perancis, Mandarin dan tidak ada bahasa Arab karena bahasa
Arab urusan sekolah agama.
Dengan
situasi, kondisi, dan kebijakan pemerintah yang kadang tidak menguntungkan terhadap
pembelajaran bahasa Arab ini, maka para pendukung bahasa Arab (Dosen, Guru,
Ustad, Kiai) perlu intropeksi diri dengan melihat kembali struktur dan konsep pembelajaran
bahasa Arab. Struktur dan konsep perlu disesuaikan dengan kondisi belajar dan
sistem budaya Indonesia.
Di
samping itu, pendukung-pendukung bahasa Arab sebenarnya dituntut kreatif dalam
menulis buku-buku pelajaran bahasa Arab yang dipakai dalam pembelajaran di
sekolah-sekolah dan di kampus-kampus. Hal ini menimbulkan kesulitan-kesulitan,
tidak situasional, dan tidak menggambarkan lingkungan budaya pelajar, melainkan
hanya kultur dan kehidupan bangsa Arab itu sendiri. Inilah awalnya “keangkeran”
dan kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab. Ditambah lagi, bangsa Arab atau
negara-negara yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasional kurang
menaruh perhatian terhadap pendidikan bahasa Arab bagi orang asing. Penyebabnya
memerlukan pemikiran dan penggarapan khusus untuk mengajarkan suatu bahasa.[1]
Selain itu, pelajaran bahasa Arab
selama ini juga sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan.
Pembelajaran bahasa Arab sampai saat ini cenderung bersifat formal. Banyak
pembelajar bahasa Arab cepat merasa
jenuh dalam mengikuti pelajaran. Metode
yang digunakan terbatas pada ceramah dan tanya jawab. Media yang
dipakai pun tidak interaktif, atau bahkan tidak ada penggunaan media dalam
proses pembelajaran bahasa Arab. Hal ini menyebabkan suasana pembelajaran bahasa Arab cepat membosankan
dan kurang bervariasi.
Kondisi
pembelajaran bahasa Arab yang demikian menyebabkan pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
kepada siswa tidak selalu bisa diterima secara keseluruhan. Agar pesan bisa
diterima siswa, guru perlu menggunakan teknologi pembelajaran yang berupa media
atau multimedia, baik berbasis komputer atau internet, guna memudahkan proses penyampaian
pesan pembelajaran dan membangun suasana belajar yang menyenangkan atau tidak
membosankan.
Dengan
demikian, agar proses pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik, mempunyai
daya saing dan mampu berkompetisi dengan pembelajaran bahasa asing lainnya,
maka perlu pengembangan intra dalam pembelajaran bahasa Arab. Salah satu caranya
yaitu menggunakan media pembelajaran modern berbasis komputer sesuai dengan era
teknologi informasi. Walaupun berada di institusi pendidikan lokal, tetapi
mampu berkompetisi dengan institusi pendidikan internasional lainnya.
Dari latar belakang di atas, maka dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
beberapa hal terkait pengembangan pembelajaran bahasa Arab, utamanya teori dan
aplikasi teknologi pembelajaran berbasis komputer yang memadukan teks, gambar
serta suara yang dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran
bahasa Arab.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
Kami merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana
landasan teori teknologi pembelajaran berbasis komputer?
2.
Bagaimana
landasan teori pembelajaran bahasa Arab?
3.
Bagainama
aplikasi teknologi pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran bahasa
Arab?
1.3 Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah, maka
ada beberapa tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk:
1.
Mengetahui
landasan teori teknologi pembelajaran berbasis komputer?
2.
Mengetahui
landasan teori pembelajaran bahasa Arab?
3.
Memahami
aplikasi teknologi pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran bahasa
Arab?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknologi Pembelajaran Berbasis Komputer
A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran berbasis
computer (PBK) diambil dari istilah Computer Assisted Intruction (CAI), istilah
lain yang sering digunakan juga adalah Computer Assisted Learning (CAL) yantu
pembelajaran berbantukan computer. Ada juga Computer Based Learning (CBL) atau
Computer Based Intruction (CBI) yaitu pembelajaran berbasis computer (PBK).
Istilah CAI lebih banyak digunakan di kalangan pendidik di Amerika Serikat,
sedangkan istilah CBI atau CBL digunakan di kalangan pendidik di Eropa.[2]
Pembelajaran berbasis komputer adalah merupakan
pembelajaran dengan menggunakan software komputer (CD pembelajaran) berupa
program komputer yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi: judul,
tujuan, materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Perangkat lunak dalam pembelajaran berbasis komputer
di samping bisa dimanfaatkan sebagai fungsi computer assisted instruction
(CAI), juga bisa dimanfaatkan dengan fungsi sebagai sistem pembelajaran
individual (individual learning). Karena dia berfungsi sebagai sistem
pembelajaran individual, maka perangkat lunak PBK atau CBI bisa memfasilitasi
belajar kepada individu yang memanfaatkannya.[3]
Secara konsep pembelajaran
berbasis computer adalah bentuk penyajian bahan-bahan pembelajaran dan keahlian
atau keterampilan dalam satuan unit-unit kecil, sehingga mudah dipelajari dan
dipahami oleh siswa. PBK merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menempatkan
komputer sebagai piranti sistem pembelajan individual, dimana siswa dapat berinteraksi
langsung dengan sistem komputer yang sengaja dirancang atau dimanfaatkan oleh
guru. Kontrol pembelajaran dalam PBK ini sepenuhnya ada di tangan siswa
(student center), karena PBK menerapkan pola pembelajaran bermedia, yaitu
secara utuh sejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem komputer (CD
interaktif).[4]
B. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK)
Pembelajaran Berbasis Komputer mempunyai
prinsip-prinsip sebagai berikut:[5]
1.
Berorientasi
pada tujuan pembelajaran
Dalam
mengembangkan pembelajaran berbasis komputer harus berorientasi pada tujuan
pembelajaran baik kepada standar kompetisi, kompetensi dasar, dan indikator
yang harus dicapai pada setiap kegiatan pembelajaran.
2.
Berorientasi
pada pembelajaran individual
Dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer dilakukan secara individual oleh
masing-masing siswa dilaboraturium komputer.
3.
Berorientasi
pada pembelajaran mandiri
Pembelajaran
berbasis komputer bersifat individual, sehingga menuntut pembelajaran secara
mandiri.
4.
Berorientasi
pada pembelajaran tuntas
Keunggulan
pembelajaran berbasis komputer adalah penerapan prinsip belajar tuntas atau
mastery learning.
C. Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer (PBK)
Rusman dkk menyebutkan beberapa model
pembelajaran berbasis komputer, antara lain sebagai berikut:[6]
1.
Model drills
Model drills
adalah suatu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan
pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drills akan ditanamkan kebiasaan
tertentu dalam bentuk latihan. Dalam melatih siswa, guru hendaknya memerhatikan
jalannya pembelajaran serta faktor-faktor sebagai berikut.
a.
Jelaskan
terlebih dahulu tujuan atau kompentensi.
b.
Tentukan dan
jelaskan kebiasaan, ucapan, kecekatan, gerak tertentu dan lain sebagainya yang
akan dilatihnya, sehingga siswa mengetahui dengan jelas apa yang harus mereka
kerjakan.
c.
Pusatkan
perhatian siswa terhadap bahan yang akan atau sedang dilatihkan itu, misalnya
dengan menggunakan animasi yang menarik dalam tampilan komputer.
d.
Gunakan
selingan latihan, supaya tidak membosankan dan melelahkan.
e.
Guru
hendaknya memerhatikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, serta
mendiagnosis kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa.
2.
Flowchart
model drills
Flowchart
berupa alur dalam bentuk kotak-kotak dialog yang memiliki makna dan arti
sendiri, flowchart berisi simbol-simbol grafis yang menunjukkan arah alur
kegiatan dan data-data yang memiliki program sebagai suatu proses eksekusi.pada
flowchart pembelajaran berbasis komputer terdapat struktur dasar yang harus
dipahami oleh para pengembang CBI, yakni:
a.
Pemilihan
berkondisi, yaitu pemilihan langkah berikutnya yang ditentukan berdasarkan
suatu kondisi,
b.
Proses
pengulangan, yaitu berlangsung atas jumlah pengulangan yang ditetapkan saat
program dibuat (ditetapkan) dan saat program dijalanka,
3.
Model
tutorial
Program
tutorial pada dasarnya sama dengan program bimbingan, yang bertujuan memberikan
bantuan kepada siswa agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal. Kegiatan
pembelajaran berbasis komputer (CBI) merupakan istilah umum untuk segala
kegiatan belajar yang menggunakan komputer baik sebagian maupun secara
keseluruhan. Dewasa ini CBI telah berkembang menjadi berbagai model mulai dari
CAI kemudian mengalami perbaikan menjadi ICAI (intelligent computer assisted
intruction) dengan dasar orientasi aktivitas yang berbeda muncul pula CAL
(computer asisted personalized assigment), ITS (integent tutoring system).
a.
Konsep
pembelajaran tutorial
Tutorial didefenisikan sebagai
bentuk pembelajaran khusus dengan pembimbing yang terkualifikasi, penggunaan
mikrokomputer untuk tutorial pembelajaran. Adapun tutorial berfungsi, yaitu:
(1) kurikuler, yakni sebagai pelaksana kurikulum sebagaimana telah dibutuhkan
bagi masing-masing modul dan mengkomunikasikannya kepada siswa; (2)
pembelajaran, yakni melaksanakan proses pembelajaran agar para siswa aktif
belajar mandiri melalui program interaktif yang telah dirancang dan ditetapkan;
(3) diagnosis-bimbingan, yakni membantu para siswa yang mengalami kesalahan,
kekeliruan, kelambanan; (4) administratif, yakni melaksanakan pencatatan,
pelaporan, penilaian dan teknis administrtif lainnya; dan (5) personal, yakni
memberikan keteladanan kepada siswa seperti penguasaan mengorganisasikan
materi, cara belajar, sikap dan perilaku yang secara tak langsung menggugah
motivasi belajar mandiri dan motif berprestasi yang tinggi.
b.
Flowchart
model tutorial
Pembuatan
flowchart CBI model tutorial sama dengan yang dijelaskan pada pembuatan
flowchart CBI model drill pada penjelasan sebelumnya.
4.
Model
simulasi
Model
simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan
tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan
berlangsung dalam suasana yang tanpa resiko. Secara umum tahapan materi model
tutorial adalah sebagai berikut: pengenalan, penyajian informasi (simulasi 1,
simulasi 2 dan seterusnya), pertanyaan dan respons jawaban, penilaian respons,
pemberian feedback tentang respons, pembetulan, segmen pengaturan pengajaran
dan penutup.
a.
Flowchart
model simulasi
Pembuatan
flowchart CBI model simulasi sama dengan yang dijelaskan pada pembuatan
flowchart CBI model drill pada penjelasan sebelumnya.
b.
Langkah-langkah
produksi model simulasi, melputi:
1.
Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) model simulasi
2.
Perencanaan
program PBK simulasi (GBPPBK), meliputi: pendahuluan, tujuan (indikator),
pengalaman belajar, treatment dan stotyboard
3.
Flowchart
PBK model simulasi
c.
Proses
produksi program simulasi
Setelah
membuat perencanaan pengembangan program simulasi langkah selanjutnya yang
harus ditempuh adalah proses produksi.
5.
Model
instructional games
Instructional
games merupakan salah satu bentuk metode dalam pembelajaran berbasis komputer.
Tujuan instructional games adalah untuk menyediakan pengalaman belajar yang
memberikan fasilitas belajar untuk menambah siswa melalui bentuk permainan yang
mendidik.
a.
Karakteristik
instructional games:
1.
Tujuan,
setiap permainan harus memiliki tujuan, yaitu tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2.
Aturan, penetapan
setiap tindakan yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan oleh
pemain.
3.
Kompetisi,
seperti penyerangan lawan, melawan diri sendiri, melawan kesempatan atau waktu
yang telah ditetapkan.
4.
Tantangan,
yaitu menyediakan beberapa tantangan.
5.
Khayalan,
permainan sering bergantung pada pengembangan imajinasi untuk memberikan
motivasi kepada pemain.
6.
Keamanan,
permainan menyediakan jalan yang aman untuk mengahadapi bahaya nyata seperti
permainan peperangan.
7.
Hiburan,
hampir semua permainan untuk menghibur, permainan dalam pembelajaran itu
berperan sebagai penumbuh motivasi.
b.
Tujuan
instructional games
Jelasnya
selain tujuan permainan dalam pembelajaran ini digunakan untuk membelajarkan
siswa, permainan juga dapat digunakan untuk memperoleh beragam informasi
seperti: fakta, prinsip, proses, struktur, dan sistem yang dinamis, kemampuan
dalam hal memecahkan masalah, pengambilan keputusan, kemampuan kerja sama, dan
sebagainya.
c.
Komponen
instructional games
1.
Pendahuluan
(introduction)
Tujuannya
adalah untuk menetapkan tahapan dari permainan dan menjamin siswa akan mengerti
apa yang harus dilakukan.
2.
Bentuk
instructional games (body of instructional games)
Pada bagian
ini meliputi: skenario, tingkatan permainan, pelaku permainan, aturan
permainan, tantangan dalam pencapaian tujuan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.
3.
Penutup
(closing)
Dalam
menutup permainan yang harus diperhatikan: memberitahu siapa pemenangnya dengan
memberi skor terbaik, memberikan penghargaan baik berupa benda seperti: uang,
makanan atau permainan tambahan secara Cuma-Cuma.
d.
Flowchart
model instructional games
Pembuatan
flowchart CBI model games sama dengan yang dijelaskan pada pembuatan flowchart
CBI drill pada penjelasan sebelumnya.
2.2 Pembelajaran Bahasa Arab
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pengertian
Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa
mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.[7]
Sebagaimana yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran adalah
nominalisasi proses untuk membelajarkan.[8]
Jadi pembelajaran bermakna proses membuat atau menyebabkan orang lain belajar.
Adapun
menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini
manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga
lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas
dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.[9]
Pembelajaran disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk
memecahkan masalah personal, ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh
individu, kelompok dan komunitas. Dalam hal ini perilaku diartikan sebagai
sikap, ide, nilai, keahlian dan minat individu. Sedangkan arah positif merujuk
kepada apa yang meningkatkan diri, orang lain dan komunitas.
Pembelajaran
memungkinkan individu, kelompok, atau komunitas menjadi entities yang berfungsi
efektif dan produktif di dalam masyarakat.[10]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (proses belajar mengajar)
adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk
memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang
diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan.
Adapun
tujuan belajar merupakan kriteria mencapai derajat mutu dan efisiensi
pembelajaran itu sendiri. Perbuatan belajar adalah proses yang komplek. Proses
itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati
berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar
tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian
terhadap perbuatan itu secara unsuriyah. Dengan kata lain, setiap
perbuatan belajar mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur
tersebut dikatakan dinamis karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi
lebih kuat atau menjadi lebih lemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi yang ada dalam diri siswa dan yang ada di luar siswa
bersangkutan. Perubahan unsur-unsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang diperoleh.
Pembelajaran Bahasa Arab merupakan suatu upaya yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun produktif. Kemampuan
reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan memahami
bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tulis.
Bahasa Arab di Madrasah atau Sekolah merupakan
mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan
tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta
mengembangkan ilmu pengetahuan agama, pengetahuan umum, dan sosial-budaya.
Pelajaran bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah berfungsi sebagai bahasa agama
dan ilmu pengetahuan, disamping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu,
pelajaran bahasa Arab di Madrasah tidak terpisahkan dari bidang-bidang studi
(mata pelajaran) lain yang diajarkan pada Madrasah.
B. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Arab
Ruang
lingkup pembelajaran bahasa Arab dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok,
yaitu unsur-unsur bahasa Arab yang meliputi; tata bunyi/fonologi (aswat), kosakata/morfologi
(mufradat), sintaksis (tarkib), dan kemahiran berbahasa Arab yang meliputi;
kemahiran menyimak (istima’), kemahiran berbicara (kalam), kemahiran membaca (qira’ah)
dan kemahiran menulis (kitabah).
Unsur-unsur
dalam bahasa Arab maupun bahasa lain adalah sebagai berikut:
1.
Tata
bunyi/fonologi (aswat)
2.
Kosakata/morfologi
(mufradat)
3.
Sintaksis
(tarkib)
Tercapainya
suatu keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab juga ditandai beberapa
kemahiran diantaranya yaitu;[11]
1.
Kemahiran
menyimak (istima’)
Kemahiran
menyimak (listening) skill dapat dicapai dengan latihanlatihan mendengar
perbedaan satu phoneme dengan phoneme yang lainnya antara satu ungkapan dengan
ungkapan lainnya, baik langsung dari native speaker atau melalui rekaman tape
untuk memahami bentuk dan arti dari apa yang didengar diperlukan latihan
latihan berupa mendengarkan materi yang direkam dan pada waktu yang bersamaan
melihat rangkaian gambar yang mencerminkan arti dari isi apa yang didengarkan
tersebut.
2.
Kemahiran
berbicara (kalam)
Kemahiran
berbicara atau speaking skill merupakan kemahiran linguistic yang paling rumit,
karena ini menyangkut masalah berfikir atau memikirkan apa yang harus dikatakan
sementara menyatakan apa yang telah dipikirkan. Semua ini memerlukan persediaan
kata dan kalimat tertentu yang cocok dengan situasi yang dikehendaki dan
memerlukan banyak latihan ucapan dan ekspresi atau menyatakan pikiran dan
perasaan secara lisan system leksikal, gramatikal dan semantic digunakan
simultan dengan intonasi tertentu.
3.
Kemahiran
membaca (Qiro’ah)
Kemahiran
membaca mencakup dua hal yaitu mengenali simbul-simbul tertulis dan memahami
isinya dengan beberapa cara. Diantaranya dengan membekali murid dengan
perbendaharaan kata yang cukup. Aktifitas membaca, menyediakan input bahasa
sama seperti menyimak. Namun demikian membaca memiliki kelebihan dari menyimak
dalam hal pemberian butir linguistic yang lebih akurat. Disamping itu pembaca
yang baik bersifat otonom dan bisa berhubungan dengan melalui majalah, buku
atau surat kabar berbahasa Arab dengan cara seperti itu pembelajaran akan
memperoleh kosakata dan bentuk-bentuk bahasa dalam jumlah banyak yang sangat
bermanfaat dalam interaksi komunikatif, faktor tersebut jelas menunjukkan bahwa
pengajaran membaca perlu memperoleh perhatian serius dan wacana membaca tidak
boleh hanya dipandang sebagai batu loncatan bagi aktivitas berbicara dan
menulis semata, tujuan pengajaran bahasa sebagaimana kita ketahui adalah
mengembangkan kemampuan bagi siswa, dengan demikian guru bertugas untuk
meyakinkan bahwa proses belajar mengajar akan menjadi pengalaman yang sangat
menyenangkan bagi para siswa.
4.
Kemahiran
menulis (Kitabah)
Kemahiran
menulis menyangkut 3 hal yaitu:
a.
Kemahiran
membuat alphabet
Kemahiran
membuat alphabet dimaksud untuk menyatakan bunyi berbeda-beda antara bahasa
yang lain
b.
Kemahiran
mengeja
Kemahiran
mengeja ini akan berkembang menjadi modifikasi kalimat yaitu mengubah kalimat
yang ada dengan unsure yang lain, menyempurnakan kalimat yang belum selesai
atau mengubah kalimat aktif menjadi pasif, begitu sebaliknya.
c.
Kemahiran
menyatakan perasaan dan pikiran melalui tulisan atau yang lazimnya disebut
komposisi. Kemahiran ini dapat dicapai melalui latihan-latihan yang berupa:
1)
Merangkum
bacaan terpilih dan menceritakan kembali dalam bentuk tulisan, tetapi
menggunakan kata-kata siswa itu sendiri.
2)
Menceritakan
gambaran yang dilihat atau pekerjaan yang dilakukan siswa sehari-hari.
3)
Membuat
diskripsi suatu gambaran atau peristiwa sampai masalah sekecil-kecilnya.
4)
Menceritakan
perbuatan yang biasanya dilakukan oleh siswa, seperti mengendarai sepeda dan
lain-lainnya8.
C. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
Kesulitan
pembelajaan bahasa Arab diperparah dengan adanya perbedaan-perbedaan yang
sangat fundamental dengan bahasa-bahasa lainnya. Sebagaimana bahasa-bahasa lain
di dunia, bahasa Arab juga memiliki karakteristi antara lain: a) Bahasa Arab
kaya dengan mufradat dan mutaradifat, b) Bahasa Arab memiliki
sistem pengembangan kosa kata yang dikenal dengan istilah isytiqaq yaitu
perubahan bentuk kata yang terjadi dalam kosa kata itu sendiri. c) Bahasa Arab
memiliki sistem penulisan dan pengucapan secara khusus, tidak seperti
bahasa-bahasa lainnya.[12]
Kesulitan
tersebut melahirkan beberapa problematika umum pengajaran bahasa Arab bagi non
Arab, termasuk Indonesia, yang dapat dilihat dari dua faktor, yaitu; 1) Faktor linguistik,
2) Faktor non linguistik. Faktor linguistik yaitu faktor dari bahasa
itu sendiri. Bahasa Arab mempunyai karakteristik tersendiri. Antara bahasa Arab
dengan bahasa Indonesia terdapat perbedaan dalam beberapa aspek kebahasaan
(linguistik), yaitu aspek fonetik, aspek sintaksis, aspek morfologis
dan aspek semantik.[13]
Sedangkan
faktor non-linguistik adalah faktor di luar kebahasaan yang ikut mempengaruhi
perkembangan setiap bahasa, yaitu; faktor lingkungan sosial, faktor psikologi,
faktor tujuan, faktor tenaga pengajar, faktor metode pembelajaran, faktor
materi pembelajaran, dan faktor individu atau anak didik.
2.3 Aplikasi Teknologi Pembelajaran Berbasis Komputer dalam
Pembelajaran Bahasa Arab
A. Pengembangan Teknologi Pembelajaran
Berbasis Komputer dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Pada tahap awal guru
membuat rancangan flowchart media
pembelajaran bahasa Arab berbasis komputer yang dikembangkan dengan software
macromedia flash. Setelah itu memilih materi ajar bahasa Arab (konten dari
media). Kemudian mulai meng-input kedalam media yang akan digunakan. Berikutnya
guru merancang soal-soal latihan yang teridiri atas soal latihan berbentuk
pilihan ganda, benar atau salah dan atau yang lainnya.
Gambar 02: Halaman
Utama (Home)
Halaman utama ini
memungkinkan pengguna media dapat mengetahui isi dari media pembelajaran yang
akan digunakan. Pengguna dapat kembali ke halaman ini dengan meng-klik gambar
rumah atau home.
Gambar 03: Halaman
Pendahuluan
Halaman ini berisikan
pengantar dari pelajaran yang akan dilaksanakan yang meliputi; identitas
pelajaran, tujuan dan indikator pembelajaran.
Gambar 04: Halaman
Profil
Halaman ini memuat
informasi tentang diri pengembang atau guru atau pembuat media.
Gambar 05: Halaman
Profil
Halaman selanjutnya
yaitu halaman materi pelajaran yang akan disampaikan guru dalam pertemuan ini,
yaitu mufrodat tentang مدرستنا. Disitu duru atau pengembang dapat mengeksplor materi
pembelajaran dengan berbagai tampilan dan rujukan.
Gambar 06: Halaman
Latihan
Halaman latihan ini
memuat pertanyaan guna mengukur (evaluasi) tercapainya pembelajaran setelah
menggunakan media berbasis komputer ini. Semua jawaban dapat diakumulasi secara
otomatis sesuai yang telah diprogramkan dalam media.
Gambar 06: Halaman
Keluar
Untuk menutup atau
keluar dari program atau media ini, guru atau pengguna dapat meng-klik gambar exit
kemudian memilih tanda √ untuk setuju keluar atau tanda × untuk tidak keluar.
B. Penggunaan Produk Teknologi Pembelajaran
Berbasis Komputer dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Teknologi pembelajaran berbasis komputer
ini bisa digunakan untuk pembelajaran di sekolah maupun belajar mandiri.
Penggunaannya dalam pembelajaran bahasa Arab di sekolah dapat dikelompokkan
kedalam 3 tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Pada tahap pendahuluan,
kegiatan yang dilakukan guru adalah mempersiapkan media yang akan digunakan
dalam proses belajar-mengajar. Adapun tujuan dari penggunaan media
pembelajaran ini adalah untuk menarik perhatian siswa, agar siswa termotivasi
untuk belajar bahasa Arab. Kemudian guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran
siswa, serta menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan
yaitu materi mufrodat tentang مدرستنا serta menginformasikan tujuan yang akan
dicapai setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Langkah selanjutnya,
guru mulai memasuki materi dengan mengaitkan tema dengan kondisi di kelas atau
di sekolah, misalnya guru meminta siswa untuk menyebutkan benda-benda atau
kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah. Kemudian guru mulai
membacakan mufrodat berikut artinya satu persatu, diulang-ulang sampai
siswa dirasa fasih melafalkan dan hafal bila memungkinkan.
Pada kegiatan inti, guru menerangkan
cara penggunaan media pembelajaran berbasis komputer yang dalam hal ini
dikembangkan dengan software macromedia flash kepada siswa dan siswa
mendengarkan penjelasan dari guru, kemudian guru memperagakan penggunaan media
pembelajaran macromedia flash kepada siswa dan siswa juga ikut serta
dalam kegiatan tersebut. Setelah siswa mengetahui dan memahami cara
penggunaannya, maka siswa bisa menerapkan dan menggunakan media pembelajaran macromedia
flash ini untuk belajar mandiri serta bisa digunakan untuk alat evaluasi
pembelajaran bahasa Arab.
Kegiatan terakhir adalah kegiatan
penutup. Pada kegiatan ini guru meninjau kembali materi yang telah diajarkan.
Guru memberikan penguatan dengan memberikan pertanyaan lisan sesuai dengan
tema yang telah dipelajari, dengan cara menunjuk salah seorang siswa dan
menanyakan arti kata dari benda-benda atau kegiatan-kegiatan yang ada di
sekelilingnya. Setelah semua siswa faham, maka guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa dan mengucapakan salam.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa agar bahasa Arab tidak termarginalkan
dengan bahasa asing lainnya di era teknologi informasi sekarang ini, maka
diperlukan adanya proses pembelajaran bahasa Arab yang inovatif, kreatif,
menyenangkan, sesuai dengan perkembangan zaman, kompetitif, pengajar bahasa
Arab yang profesional, metodologi dan media pembelajaran sesuai dengan standard
global.
Pembelajaran berbasis komputer menunjang implementasi kurikulum,
membantu upaya meningkatkan minat belajar, dan menjadi pelengkap sumber
belajar. Kehadiran teknologi komputer dalam pembelajaran hanya bertindak
sebagai pelengkap, tambahan (suplemen) atau alat bantu bagi guru. komputer
tidak akan mengambil alih peran dan fungsi guru, karena ada hal yang tidak
dapat digantikan oleh komputer. Komputer hanya sebagai pilihan dalam
menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar mandiri
yang menyenangkan.
Berbagai jenis aplikasi teknologi komputer dalam pendidikan umumnya
dikenal dengan istilah ”Computer Asissted Instruction (CAI)” atau Pembelajaran
Berbantuan Komputer (PBK)”. Dalam pembelajaran berbantuan komputer, peserta
didik berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Dalam
pemanfaatan komputer sebagai CBI ini terdapat beberapa model, yaitu: model
drills, flowchart model drills, model tutorial, model simulasi dan model instructional
games.
Dengan
demikian, pembelajaran bahasa Arab berbasis teknologi komputerisasi dianggap
lebih komunikatif, transformatif, akurat, simpel, fleksibel, informatif dan
bersifat global. Namun demikian, diperlukan dukungan kebijakan, komitmen tinggi
dan pandangan visioner dari pihak pengelola lembaga pendidikan dan pendukung
bahasa Arab (Dosen, Guru, Kiai, Ustadz) yang diorientasikan bagi usaha
pengembangan Sumber Daya Manusia unggul di bidang pembelajaran bahasa Arab
sesuai dengan perkembangan Iptek. Selain itu, perlu juga pembangunan yang
diorientasikan untuk peningkatan sarana Teknologi Informasi seperti belanja
program software dan hardware pembelajaran bahasa Arab yang up
to date. Hal inilah yang memerlukan pandangan jauh ke depan bahwa
eksistensi mahasiswa/siswa bahasa Arab ke depan akan sangat ditentukan oleh
kemampuan belajarnya di masa sekarang.
3.2
Saran
Sebagai pendukung bahasa Arab diharapkan selalu menambah ilmu
pengetahuan, meningkatkan kualitas dengan melakukan renovasi dalam
pembelajaran. Menggunakan media dalam pembelajaran diantaranya dengan menggunakan
komputer adalah salah satu caranya. Sungguh pandangan yang keliru kalau pada
abad gelombang informasi seperti sekarang ini masih ada seorang guru yang masih
memosisikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar. Ini semua bukan
sekedar untuk memenuhi tuntutan zaman. Sudah saatnya setiap sekolah
mempersiapkan implementasi pembelajaran dengan memberdayakan seluruh potensi
yang ada baik dari segi SDM, infrastruktur, dan biaya.
Kepada para Guru Mata Pelajaran Bahasa
Arab diharapkan dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab
sebagai media untuk menyampaikan pesan (isi/konten) pelajaran dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Lebih daripada itu, guru diharapkan pula dapat merancang
media pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran bahasa Arab guna memajukan
pendidikan serta proses belajar mengajar yang lebih kreatif serta inovatif
khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Arab.
Daftar Pustaka
Agus Suryana. 2006. Panduan
Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta: Edsa Mahkota
Badawi. 1992. Modern
Arabic Literature. New York: Cambridge University
Furqonul
Aziz dan Chaidar Al-Wasilah. 2000. Cet: II. Pengajaran Bahasa Komunikatif. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Harimurti
Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Jos D Parera. 1997. Lingustik
Edukasional. Jakarta: Erlangga
Muhaimin M.A. Dkk.
1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media.
Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Prananto
Sukmajaya. Teknologi Informasi Implikasinya Bagi Teknologi Pendidikan dalam
http://website.p4tkmatematika.com/2008/11/28/teknologi-informasi-implikasinya-bagi-teknologi-pendidikan/
diakses pada tanggal 25 Mei 2015
Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Pers
[1]
Prananto Sukmajaya. Teknologi Informasi Implikasinya Bagi Teknologi
Pendidikan dalam http://website.p4tkmatematika.com/2008/11/28/teknologi-informasi-implikasinya-bagi-teknologi-pendidikan/
diakses pada tanggal 25 Mei 2015
[2] Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Pers. Hlm: 98
[3] Ibid. Hlm: 98
[4] Ibid. Hlm: 98
[5] Ibid. Hlm: 98-100
[6] Ibid: Hlm: 112-124
[7] Muhaimin M.A. Dkk. 1996.
Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Citra Media. Hlm: 99
[8] Jos D Parera. 1997. Lingustik
Edukasional. Jakarta: Erlangga. Hlm: 24-25
[9] Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm: 57
[10] Agus Suryana. 2006. Panduan
Praktis Mengelola Pelatihan. Jakarta: Edsa Mahkota. Hlm: 29
[11]
Furqonul Aziz dan Chaidar Al-Wasilah. 2000. Cet: II. Pengajaran Bahasa
Komunikatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hlm: 108
[12] Badawi. 1992. Modern
Arabic Literature. New York: Cambridge University. Hlm: 245-246
Tidak ada komentar:
Posting Komentar