Pages - Menu

Sabtu, 20 April 2013

V - Desain Pembelajaran - DESAIN MATERI PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Keberhasilan pencapaian tujuan merupakan indikator keberhasilan guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, guru juga dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu siswa belajar, termasuk perancangan materi pembelajaran.
Berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran, dan sebagainya.
Masalah lain yang berkenaan dengan materi pembelajaran adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititikberatkan pada buku. Padahal, banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Buku pun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar.
Selain itu, masalah yang sering dihadapi pengajar berkenaan dengan materi pembelajaran adalah pengajar memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh mahasiswa.
Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan materi pembelajaran untuk membantu pengajar agar mampu memilih materi pembelajaran dan memanfaatkannya dengan tepat. Ramburambu dimaksud antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran.
2.1  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, Kami merumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1.      Apa pengertian materi pembelajan?
2.      Apa saja prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran?
3.      Bagaimana cara merancang dan mengorganisir materi pembelajaran?
4.      Bagaimana cara mengembangkan dan memilih materi pembelajaran?

3.1  Tujuan Penulisan
Mengacu pada rumusan masalah, maka ada beberapa tujuan penulisan makalah ini, yaitu untuk:
1.      Mengetahui pengertian materi pembelajan.
2.      Mengetahui prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran.
3.      Mengetahui cara merancang dan mengorganisir materi pembelajaran.
4.      Mengetahui cara mengembangkan dan memilih materi pembelajaran.




BAB II
PEMBAHASAN

4.1  Pengertian Materi Pembelajaran
Sebelum guru memasuki kelas, ia harus merancang muatan tentang apa yang harus disampaikan kepada siswanya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan pengalaman belajar siswa nantinya mengandung muatan pelajaran yang mencakup kebutuhan siswa itu sendiri.
Muatan pelajaran adalah materi yang disusun oleh guru atau tenaga pengajar yang diambil dari sumber utama dan sumber penunjang. Atau dalam pengertian lain bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.

4.2  Prinsip-Prinsip Pemilihan Materi Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsipprinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
A.    Prinsip relevansi
Artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
B.     Prinsip konsistensi
Artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa empat macam, bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai mahasiswa adalah pengoperasian software yang meliputi pembukaan menu, pemasukan data, penyimpanan data, dan pemanggilan data maka materi yang diajarkan juga harus meliputi cara membuka menu, teknik pemasukan data dan penyimpanan serta pemanggilan data.
C.    Prinsip kecukupan
Artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu mahasiswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

4.3  Merancang dan Mengorganisir Materi Pelajaran
Untuk mendesain materi, langkah pertama sebelum seorang guru memulai mendesain materi-materi pembelajaran dalam bentuk apapun adalah mengumpulkan sebanyak mungkin informasi-informasi yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan mata pelajaran yang hendak diajarkan. Informasi-informasi itu mungkin didapatkan dalam bentuk hard copy, soft copy melalui perpustakaan, internet dan atau konsultasi dari beberapa sumber, di antaranya adalah:
1)      Referensi baik yang utama atau sekunder
2)      Jurnal-jurnal ilmiah
3)      Hasil penelitian terbaru
4)      Buku ajar  yang sudah dipakai sebelumnya
5)      RPP yang ada sebelumnya
6)      Silabus, kurikulum
7)      Konsultasi dengan guru senior
8)      Konsorsium keilmuan
Menurut konsep penyusunan desain instruksional secara sistematis, buku-buku teks hanyalah merupakan salah satu sumber untuk memilih materi (bahan) pelajaran. Materi yang harus diajarkan untuk suatu bidang studi adalah dinamis, dalam arti berubah dari waktu ke waktu, tidak statis seperti tercantum di dalam buku-buku teks. Oleh karena itu, para guru atau dosen di dalam memilih sumber materi perlu memperhatikan penerhitan-penerbitan berkala seperti majalah, jurnal, para konsultan yang berpengalaman, termasuk pengalaman praktek para guru/dosen sendiri di dalam mengadakan penelitian dan lain-lain sumber yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
Adapun aspek-aspek dalam mendesain suatu materi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Fakta
2.      Konsep
3.      Prosedur
4.      Prinsip
5.      Nilai
6.      Keterampilan
Cara yang paling mudah untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan termasuk fakta, konsep, prosedur atau prinsip ialah dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apakah siswa diminta untuk mengingat nama suatu obyek, simbol atau suatuperistiwa? Kalau jawabannya "ya", maka materi pelajaran tersebut termasuk dalam kategori "fakta". Contoh: Seorang guru mengajarkan bentuk dan susunan negara RI, seorang guru SD mengajarkan nama-nama ibu kota propinsi di seluruh Indonesia.
2.      Apakah siswa diminta untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan beberapa contoh sesuai dengan suatu definisi? Kalau "ya" berarti yang diajarkan tersebut adalah "konsep". Contoh: Seorang guru mengajarkan definisi atau pengertian mubtada’ dan khabar, kemudian member contoh sesuai definisi masing-masing.
3.      Apakah siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah, prosedur secara urut, atau memecahkan suatu masalah atau membuat sesuatu? Bila "ya", maka materi pelajaran tersebut termasuk "prosedur" .Contoh: Seorang dosen mengajarkan bagaimana proses penyusunan undang-undang. Seorang guru mengajarkan bagaimana membuat magnit buatan.
4.      Apakah siswa diminta untuk mengemukakan hubungan antara beberapa konsep, atau menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antara berbagai macam konsep? Bila "ya", berarti materi pelajaran tersebut termasuk dalam kategori "prinsip". Contoh: Dosen menerangkan hubungan antara penawaran dan permintaan suatu barang dalam lalu lintas ekonomi. Guru menerangkan sebab-sebab terjadinya gerhana bulan atau matahari.
Nilai akhir dari sebuah informasi terletak pada kegunaan praktisnya. Karena itu tujuan utama sebagian besar program program pengajaran adalah menyiapkan siswa untuk menerapkan fakta dan konsep yang telah dipelajarinya. Persiapan ini dilakukan dengan meminta siswa untuk memecahkan masalah, menjelaskan situasi, mencari penyebab, meramalkan akibat, dan seterusnya. Istilah pemecahan masalah umumnya digunakan untuk menunjukkan jenis kegiatan ini sebagai tingkat tertinggi dalam kegiatan intelektual.
Materi dikemas berdasarkan tujuan, kompetensi dan indikator belajar yang telah dikembangkan sebelumnya. Kesesuaian materi yang dikemas dengan tujuan, kompetensi dan indikator merupakan jaminan bagi tercapainya hasil belajar yang diharapkan, demikian juga sebaliknya, bila materi dikemas tidak merujuk pada tujuan, kompetensi dan indikator, maka akan menjauhkan kea rah capaian hasil belajar yang optimal. Dalam merancang materi pembelajaran terdapat beberapa kriteria khusus yang harus difahami oleh guru, yaitu:
1)      Terdapat strategi belajar mengajar.
2)      Sesuai dengan kriteria tujuan instruksional.
3)      Materi pelajaran supaya terjabar.
4)      Relevan dengan kebutuhan siswa.
5)      Kesesuaian dengan kondisi masyarakat.
6)      Materi pelajaran mengandung segi-segi etik.
7)      Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
8)      Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan masyarakat.
Bidang studi yang diajarkan terkait dengan ilmu yang terstruktur. Pokok bahasan sajian akan membantu merumuskan tujuan instruksional sebagai patokan atau sarsaran yang harus dicapai oleh guru. Tujuan instruksional ini memang telah digariskan secara umum dalam GBPP pada setiap pokok pembelajaran, akan tetapi tujuan instruksional khusus atau tujuan secara terinci akan dirancang oleh guru yang mengajar.
Alat dan sumber berupa buku pelajaran yang akan digunakan oleh guru sebagai rujukan harus disesuaikan dengan kurikulum. Muatan pelajaran biasanya selalu berubah-ubah karena diperkaya dengan infornasi yang komplek. Materi atau bahan pembelajaran merupakan bagian terpenting bagi terleksananya proses pembelajaran, yang tertuang dalam kurikulum yang harus dikuasai oleh guru dan peserta didik.Sumber-sumber materi pelajaran antara lain meliputi:
1)      Tempat atau lingkungan
2)      Orang atau narasumber
3)      Objek
4)      Bahan Cetak dan non cetak
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengetahuan menunjukkan kepada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) peserta didik, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus difahami dan dikuasai peserta didik. Keterampilan (skill) menunjukkan pada tindakan-tindakan(baik fisik maupun non fisik) yang dilakukan oleh seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjukkan kepada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh peserta didik.
Materi atau bahan pelajaran yang telah dirancang oleh guru harus sudah terseleksi dan terorganisir disesuaikan dengan tingkat kemampuan belajar siswa yang akan belajar, apakah muatan itu pada ranah pengetahuan pada tingkat rendah, menengah atau tinggi. Demikian juga ranah pemahaman dan ranah keterampilan. Guru memberi materi yang terstruktur mulai dari tingkat yang paling mudah sampai pada tingkat yang sulit.
Dalam memperhatikan tujuan pembelajaran, guru mengkaji perilaku awal siswa yang akan dibawa sampai ke perilaku sesuai dengan tujuan, hal ini sisesuaikan dengan taksonomi Benyamin S. Bloom bahwa anak didik terdiri dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif  mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi. Secara hierarkis guru memberikan pengetahuan kepada peserta didik dimulai dari jenjang awal yaitu pengetahuan. Pengetahuan ini sebagai dasar untuk mengembangkan informasi lebih lanjut, sehingga setelah itu siswa dapat meningkatkan pemahamannya. Pengetahuan dan pemahaman digolongkan pada tingkat rendah. Sedangkan pengetahuan tingkat menengah siswa adalah ketika siswa mampu menerapkan dan menganalisis informasi. Siswa mampu melakukan pengetahuan tingkat menengah jika mereka telah dibekali pengetahuan awal atau rendah. Selanjutnya pengetahuan tingkat tinggi adalah siswa dapat mensintesis dan mengevaluasi informasi. Sedangkan menurut Merril, berpikir kognitif mencakup ragam pengetahuan fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Ragam pengetahuan fakta hanya perluuntuk diingat saja. Sedangkan konsep, seperti rumus, dapat diingat atau dihafal, diterapkan dan ditemukan (rumus baru). Demikian pula halnya dengan prinsip dan prosedur.[1]
Ranah afektif mencakup menerima, menanggapi, berkeyakinan, penerapan, karya dan ketelitian. Ranah ini menyangkut sikap dan apresiasi. Ranah ini juga memperinci tujuan instruksional lebih sukar dalam istilah yang dapat diamati dan diukur. Misalnya bagaimana seseorang bisa mengukur sikap orang yang loyal kepada atasannya atau seseorang menghargai gagasan atau karya tulis orang lain.
Ranah psikomotorik mencakup persepsi, kesiagaan, respon terarah, dan adaptasi. Demikian juga ranah ini tidak hirarkis, tetapi sekedar mengklasifikasi saja, sehingga gerakan seluruh badan tidak lebih tinggi dibanding dengan gerakan yang terkoordinasi komunikasi non verbal bukan lebih tinggi atau lebih rendah dibanding kebolehan dalam berbicara.

4.4  Mengembangkan dan Memilih Materi Pembelajaran
Setelah tahap perencanaan, hal yang dilkukan seorang guru adalah mengembangkan dan memilih materi pembelajaran. Dalam tahap ini Dick and Carey (1985) menyarakan ada tiga pola yang dapat diikuti oleh pengajar untuk merancang atau menyampaikan pembelajaran, yaitu :
1)      Pengajar merancang bahan pembelajaran individual, semua tahap pembelajaran dimasukan kedalam bahan, kecuali pra tes dan pasca tes.
2)      Pengajar memilih dan mengubah bahan yang ada agar sesuai dengan strategi pembelajran. Peran pengajar akan bertambah dalam penyampaian pembelajaran. Beberapa bahan mungkin saja disampaikan tnpa bantuan pengajar, jika tidak ada, maka pengajar harus memberi penjelasan.
3)      Pengajar tidak memakai bahan, tetapi menyampaikan semua pembelajaran menurut strategi pembelajarannya yang telah disusunnya. Pengajar menggunakan strategi pembelajaranya sebagai pedoman, termasuk latihan dan kegiatan kelompok.
Kebaikan dari strategi ini adalah pengajar dapat dengan segera memperbaiki dan memperbarui pembelajran apabila terjadi perubahan isi. Sedangkan kerugiannya adalah sebagian besar waktu tersita untuk menyampaikan informasi sehingga sedikit sekali waktu untuk membantu anak didik (mahasiswa).[2]





BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1)      Mendesain materi pelajaran adalah merencanakan materi bahan ajar yang akan disampaikan guru kepada siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang berupa kompetensi dasar dan indikator yang telah dirancang sebelumnya, dari sumber-sumber belajar yang bermacam-macam sesuai dengan kriteria pemilihan materi pelajaran.
2)      Langkah setelah merancang atau mendesain materi adalah mengembangkannya, dalam arti memilih beberapa buku atau referensi sebagai pelengkap dan pembanding dari bahan ajar yang telah dirancang oleh guru. Tujuannya adalah untuk memperkaya pengetahuan siswa tentang materi pelajaran tersebut, sehingga tidak hanya terpaku pada materi yang sudah dirancang sebelumnya.

3.2 Saran              
Dengan mempelajari dan memahami ulasan materi yang telah kami sajikan tersebut diharapkan kita sebagai calon penerus guru masa depan mampu mendesain materi pelajaran dengan baik sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan.








DAFTAR PUSTAKA

-        Mukhtar dan Iskandar. 2011. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press
-        Prawiladilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran. Cetakan kedua. Jakarta: Prenada Media Group
-        Sa’ud, Udin Syaefudin dan Makmun, Abin Syamsuddin. 2006. Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
-        Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Cetakan kedua. Jakarta: Prenada Media Group
-        Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Cetakan kelima. Jakarta: PT Bumi Aksara
-        Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas (Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran). Jakarta: Gaung Persada Press





[1]Dewi Salma Prawiladilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Prenada Media Group, 2008, Jakarta, hal: 44
[2]Hamzah B.Uno,Model Pembelajaran, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, Hal 97

Tidak ada komentar:

Posting Komentar