BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan
ilmu pengetahuan untuk mereka terapkan dalam kehidupan mereka baik dalam
lingkup keluarga, maupun di masyarakat. Setiap manusia selalu beinteaksi dengan
orang lain, yang di dalamnya terdapat inteaksi seperti percakapan keseharian,
berdiskusi dengan teman, ataupun mendengakan berita lewat media infomasi
seperti televisi maupun radio.
Dari sinilah manusia tidak terlepas dari kegiatan menyimak,
karena pada saat mereka bercakap-cakap degan oran lain, maupun ketika sedang
mendengarkan berita lewat media infomasi, mereka selalu berkaitan dengan
kegiatan menyimak yamg membutuhkan pemahaman.
Dalam pembelajaran bahasa Arab, dikenal empat
keterampilan berbahasa yang harus dipenuhi setiap pelajar bahasa, yaitu
keterampilan mendengar (al-istima’), berbicara (al-kalam),
membaca (al-qira’ah), dan menulis (al-kitabah). Sementara, asumsi
yang tengah berkembang di tengah masyarakat bahwa belajar bahasa Arab masih dianggap sulit dan rumit. Oleh
karena itu, guru bahasa Arab harus mampu menemukan metode dan strategi yang
tepat dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian, strategi yang
ditawarkan oleh guru bahasa Arab mampu menciptakan kondisi belajar siswa yang
yang menyenangkan, sehingga tidak akan ada lagi asumsi-asumsi di masyarakat
bahwa bahasa Arab sulit dipelajari dan dipahami.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi
sumbangasih berarti pada dunia pendidikan secara umum dan dapat membantu menjawab
masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab (al-istima’)
pada khususnya. Untuk itu, ikuti pembahasan lebih lanjut berikut ini!
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengerian Istima’ ?
2. Apa saja model-model pembelajaran Istima’ ?
3. Apa saja tahapan dalam pembelajaran Istima’ ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran Istima’ ?
5. Apa saja strategi pembelajaran Istima’ ?
6. Apa saja prosedur guru dalam pembelajaran istima’ ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengerian Istima’
2. Untuk mengetahui model-model pembelajaran Istima’
3. Untuk mengetahui tahapan dalam pembelajaran Istima’
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam pembelajaran Istima’
5. Untuk mengetahui strategi pembelajaran Istima’
6. Untuk mengetahui prosedur guru dalam pembelajaran istima’
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Istima’
Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti
mendengakan atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah Sarana yang
pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia dalam
tahapan-tahapan tetentu, melalui menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk
jumlah dan tarakib.[1]
Menyimak menggunakan indra pendengaran, namun
bukan berarti saat mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak.
Sesungguhnya proses menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi lebih dari itu,
yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian kepada objek yang disimak. Proses
menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam rangka mencapai
maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk tujuan belajar,
mengapresiasi sebuah karya, mendapatkan informasi khusus, memecahkan masalah,
atau untuk memahami aspekaspek sebuah bahasa.[2]
2.2 Model Pembelajaran Istima’
Prinsip penganjaran bahasa harus dimulai dengan
mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan dalam pembaca dan penulis.
Strategi pembelajaran ketrampilan menyimak berkembang terutama dalam pengajaran
bahasa asing. Munculnya teknologi perekaman seperti kaset, compact disk (CD),
video dan lain-lain, bertujuan meningkatkan kemajuan dalam proses pembelajaran
terutama dalam memberikan materi bahan ajar menyimak.
Menyimak atau mendengar merupakan satu pengalaman belajar
yang amat penting bagi para siswa yang seyogyanya mendapat perhatian
sungguh-sungguh dari pengajar bahasa. Ketermpilan menyimak atau mendengar dapat
dicapai dengan latihan terus menerus dalam mendengarkan perbedaan-perbedaan
bunyi bahasa (fonem) sesuai dengan makhorijul huruf.
Secara umum tujuan latihan menyimak adalah agar siswa
dapat memahami ujaran dalam bahasa arab, baik dalam bahasa sehari-hari maupun
bahasa yang digunakan dalam kegiatan resmi.
Unsur yang sangat fundamental dalam interaksi sesama
manusia adalah ketrampilan untuk memahami apa yang dikatakan atau diucapkan
oleh orang lain. Dalam kehidupan berbahasa sehari-hari sering kita jumpai
pendengar yang kurang terampil, baik dalam bahasa ibu atau bahasa kedua.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ketrampilan menyimak
tidak perlu dilatih secara khusus, karena hal itu akan terbiasa sendirinya
sebagaimana halnya belajar berjalan dan berbicara pada waktu masih balita.
Macam-macam menyimak terdapat dua bagian pertama menyimak untuk keperluan
pengulangan (drill), kedua menyimak untuk keperluan memahami teks.
Dalam pembelajaran menyimak terdapat berbagai macam model
strategiyang dapat digunakan oleh seorang guru, yaitu:[3]
a. Model saling kerjasama, strategi ini berguna untuk
mengetahui cara yang efektif dan berdaya hasil bagi pemahaman peserta didik
secara khusus, strategi ini dapat memberi kesempatan kepada perserta didik
untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda,
dengan membandingkan catatan hasil belajar.
Langkah-langkahnya:
1. Peserta dibagi menjadi dua kelompok dalam dua tempat yang
berbeda.
2. Guru membacakan dan menjelaskan teks yang diajakan dengan
cara yang berbeda. Pada kelompok pertama guru menjelaskan sesuai dengan isi
teks, sedangkan pada kelompok kedua guru menjelaskan dengan menggunakan bahasa
sendiri yaitu dengan metode ceramah.
3. Setelah selesai guru meminta pada peserta didik untuk
berkumpul dan masing-masing peserta didik di perintah berpasangan dengan
kelompok yang berbeda.
4. Masing-masing pasangan diminta untuk menggabungkan hasil
belajar dan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan seputar isi teks.
b. Menyimpulkan, strategi ini dapat menguji kemampuan
menyimak peserta didik terhadap isi cerita. Jawaban peserta didik terhadap
pertanyaan seperti:
من فعل، لماذا، كيف، اين، متى، لمن، ماذا فعل
Yang kemudian disintetiskan kedalam satu
kalimat singkat, padat dan jelas sehingga dapat menumbuhkan proses berfikir
kreatif, kritis terhadap topik yang diberikan.
Langkah-langkah adalah sebagai berikut :
1.
Memilih satu topik pembelajaran
yang belum pernah di pelajari.
2.
Guru menjelaskan aturan main yang
harus dikerjakan peserta didik. Dimana peserta didik diminta mencatat hal-hal
yang berkaitan dengan jawaban beberapa pertanyaan berikut :
من فعل، لماذا، كيف، اين، متى، لمن،
ماذا فعل
3.
Kemudian guru menjelaskan satu
topik bahasan dan peserta didik menyimaknya.
4.
Pada saat menyimak, peserta didik
diminta untuk menjawab pertanyaan yang telah dicatat dan menggabungkan jawaban
dari pertanyaan tersebut dalam satu kalimat.
5.
Kemudian guru menyediakan waktu
yang cukup bagi peserta didik untuk menganalisis dan merangkum pertanyaan
tersebut menjadi satu kalimat ringkasan.
6.
Mengembalikan hasil evaluasi
siswa, sambil terus memberi motivasi bagi yang belum benar jawabannya.
c. Saling bergantian, strategi ini dapat mengiringi siswa
untuk tetap konsentrasi dan terfokus pada materi yang sedang disampaikan.
Langkah-langkahnya :
1.
Peserta didik dibagi menjadi tiga
kelompok, setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda yaitu, sebagai penanya,
penentang, dan pendukung.
2.
Guru menyampaikan satu topik yang
kontroversial.
3.
Pada saat mendengarkan teks,
masing-masing kelompok melaksanakan tugasnya, yaitu tugas penanya bertugas
membuat pertanyaan yang berkaitan dengan teks yang dibicarakan oleh guru, sedangkan
kelomok penentang mencoba membuat suatu argumentasi yang menafikan diskurkus
yang dibahas, dan para pendukung melakukan sebaliknya yaitu menyusun
argumentasi yang menguatkan diskurkus yang sedang dibahas.
4.
Memberi waktu yang cukup pada
peserta didik untuk bekerja tiga kelompok yang saling berhadapan.
5.
Mintalah masing-masing peserta
didik menyampaikan hasil dari tugas mereka, sambil terus mengevaluasi dan
mengarahkan tema pembahasan.
d. Menyimak dengan lagu, strategi ini membantu siswa untuk
selalu tanggap dengan cermat, dan tepat dalam memahami serta memaknai syair
yang dinyanyikan.
Langkah-langkahnya :
1.
Tahap persiapan, menyediakan kaset
lagu berbahasa arab fusha, tape recorder dan kisi-kisi yang berupa syair
lagu yang tidak lengkap.
2.
Tahap pelaksanaan, membagikan
kisi-kisi berupa syair lagu. Diputar dan siswa diminta melengkapi kisi-kisi
berupa syair lagu yang tidak lengkap.
3.
Tahap pemantapan, memutar lagu
sekali lagi, namun kali ini tiap bait atau baris bergantung kemampuan menyimak
peserta didik. Setiap selesai satu baris lagu dinyanyikan, tape recorder
dimatikan. Kemudian setiap siswa ditanya isi dari kisi-kisi yang kosong
dimaksud, kemudian melakukan evaluasibersama dengan peserta didik.
4.
Membahas tema dan isi lagu, sambil
juga membenarkan cara penulisan siswa.
e. Model informasi, strategi ini berfokus untuk tetap utuh
meskipun dalam rentang waktu yang cukup lama. Peserta didik dapat menyimak
dengan seksama sebuah informasi sambil mendalami keruntutan bahasanya dan isi
yang terkandung didalamnya.
Langkah-langkahnya :
1.
Menyiapkan tape recorder yang
berisi berita, pidato atau informasi lainnya yang berbahasa arab fusha.
2.
Memutarkan kaset yang berisi
berita dengan cermat dan meminta peserta didik untuk mendengarkannya dan
mencatat poin-poin yang ada dalam berita tersebut.
3.
Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok dan tiap kelompok memperoleh tugas menulis isi berita dan
mendiskusikannya.
4.
Peserta didik siminta untuk
mempresentasikan hasilnya.
5.
Kaset diputar kembali dan
melakukan evaluasi bersama-sama.
6.
Kemudian membahas tema dan isi
kaset, sambil juga membenarkan cara penulisan yang telah dilakukan oleh peserta
didik.
f. Model problematika, strategi ini digunakan untuk
meningkatkan rasa empati peserta didik pada sesama. Siswa menyimak problem yang
sedang terjadi dengan seksama, dapat memahami keluh kesah yang ada, kemudian
memberi solusi.
Langkah-langkahnya :
1.
Peserta didik diminta untuk
berpasangan.
2.
Peserta didik diminta untuk
menyampaikan problem atau keluh kesah yang dihadapi kepada pasangannya
masing-masing.
3.
Secara bergantian mereka diminta
untuk menyimak solusi dari pasangannya.
4.
Hasil penulisan ditukar dengan
peserta didik yang lain melalui sistem cross check.
5.
Peserta didik diminta untuk
mempresentasikan hasilnya.
2.3 Tahapan-tahapan Latihan Istima’
Adapun
tahapnan-tahapan yang dapat dilakukan dalam latihan istima’ adalah
sebagai berikut:[4]
1. Latihan pengenalan (identifikasi)
Kemahiran menyimak (istima’)
pada tahap pertama bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi
bahasa Arab secara tepat. Latihan pengenalan ini sangat penting karena sistem
tata bunyi bahasa Arab banyak berbeda dengan bahasa Indonesia dan bahasa daerah
yang dikenal oleh siswa. Satu keuntungan bagi guru bahasa Arab bahwa umumnya
anak-anak Indonesia khususnya yang muslim telah mengenal bunyi-bunyi bahasa
Arab sejak masa kanak-kanak, dengan adanya pelajaran membaca Al-Quran dan
shalat. Namun ini tidak mengurangi pentingnya latihan tersebut, karena ternyata
pengenalan mereka itu belum tuntas.
Ada bunyi bahasa Arab yang sama dengan bunyi
bahasa pelajar, ada yang mirip dan ada yang sama sekali tidak dikenal (asing). Berdasarkan kenyataan ini, guru
harus memberikan perhatian khusus kepada bunyi-bunyi yang mirip dan yang asing
sama sekali bagi pelajar.
Penyajian pelajaran menyimak bisa
langsung oleh guru secara Usan, akan tetapi lebih baik kalau guru bisa memakai
pita ekaman dengan tape recorder atau di laboratorium bahasa. Rekaman ini
penting karena siswa akan mendengarkan model-model ucapan yang benar-benar
akurat, langsung dari penutur asli bahasa Arab. Dengan pemakaian pita rekaman
ini, guru akan terhindar dari kelelahan dan juga dari kemungkinan kesalahan
atau kekurangtepatan dalam ucapan, hal mana kalau sampai terjadi akan
mengakibatkan kesalahan ‘turun menurun'.
Latihan mengenal (identifikasi)
ini bisa berupa latihan dengar untuk membedakan (discrimination exercises) pengan teknik mengontraskan pasangan-pasangan
ucapan yang hampir sama. Misalnya: Guru mengucapkan atau memutarkan rekaman,
pelajar diminta menebak, apakah yang didengarnya itu bunyi A atau B
Contoh
A : أليم
B : عليم
Memperdengarkan satu set yang
terdiri dari 4 - 5 kata atau frasa, sebagian mengandung bunyi bahasa yang ingin
dilatihkan. Murid diminta mengidentifikasi dengan menyebut nomor kata-kata yang
mengandung bunyi tersebut.
Misalnya, untuk mengidentifikasi
bunyi (ق) guru
memperdengarkan:
1.مقعد
2.مقبول
3.مكتب
1.مقعد
2.مقبول
3.مكتب
Murid merespons dengan menyebutkan
angka: satu, dua tiga.
Variasi lain ialah, murid diminta mengidentifikasi apakah pasangan kata yang diperdengarkan oleh guru, fonem pertamanya sama atau berbeda. Misalnya:
Guru / Rekaman Murid
Variasi lain ialah, murid diminta mengidentifikasi apakah pasangan kata yang diperdengarkan oleh guru, fonem pertamanya sama atau berbeda. Misalnya:
Guru / Rekaman Murid
جبين–جميل S
زميل–جمبل S
شيمة–صيام TS
مسجد–مسرح S
مشكاة–مصباح TS
Respons siswa bisa dinyatakan dengan berbagai cara :
زميل–جمبل S
شيمة–صيام TS
مسجد–مسرح S
مشكاة–مصباح TS
Respons siswa bisa dinyatakan dengan berbagai cara :
·
bisa secara Lisan, segera setelah model selesai
diperdengarkan, baik individual maupun klasikal;
·
bisa dengan isyarat jari, misalnya
untuk menyatakan angka sati dua atau tiga dan seterusnya,
·
bisa secara tertulis; untuk kemudian
diperiksa oleh guru.
2.
Latihan mendengarkan dan menirukan
Walaupun latihan-latihan menyimak
bertujuan melatil pendengaran, tapi dalam praktek selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman, bahkan
yang disebut terakhir inilah yang manjadi tujuan akhir dari latihan menyimak.
Jadi setelah siswa mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab melalui ujaran-ujaran yang
didengarnya, ia kemudian dilatih untuk mengucapkan dan mamahami makna yang
dikandung oleh ujaran tersebut. Dengan demikian pelajaran istima’ sekaligus melatih kemampuan
reseptif dan produktif.
Dalam tahap permulaan, siswa
dilatih untuk mendengarkan dan menirukan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru,
ketika memperkenajkan kata-kata atau pola kalimat yang baru, atau dalam waktu
yang sengaja dikhususkan untuk latihan menyimak. Latihan menirukan ini difokuskan
pada bunyi-bunyi bahasa yang asing bagi siswa, juga pada pengucapan vokal
panjang dan pendek, bertasydid dan tidak bertasydid, yang tidak dikenal dalam
bahasa Indonesia.
Beberapa contoh:
Latihan pengucapan bunyi ( ق )
Guru mengucapkan murid menirukan
قلم قلم
قمر قمر
قمر قمر
Latihan pengucapan vokal bertasydid.
Guru-Siswa
كسر- كس
كسّر- كسّر
كسّر- كسّر
Latihan-latihan mendengarkan dan
menirukan (listen and repeat /الاستماع والترديد ) ini akan lebih efisien dan
efektif kalau dilakukan di laboratorium bahasa, sebab berbagai teknik bisa
dipraktekkan. Disamping itu latihan bisa dilakukan secara
individual dalam waktu bersamaan, dan siswa dapat membandingkan ucapannya
sendiri dengan model ucapan yang ditirunya. Pembetulan ucapan bisa dilakukan
oleh siswa secara self correction.
3. Latihan mendengarkan dan memahami
Tahap selanjutnya, setelah siswa
mengenal bunyi-bunyi bahasa dan dapat mengucapkannya, latihan menyimak
bertujuan agar siswa mampu memahami bentuk dan makna dari apa yang didengarnya
itu. Latihan mendengar untuk pemahaman ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam teknik, antara lain:
(a)
latihan melihat dan mendengar (انظر واسمع)
Guru memperdengarkan materi yang sudah
direkam, dan pada waktu yang sama memperlihatkan rangkaian gambar yang
mencerminkan arti dan isi materi yang didengar oleh siswa tadi. Gambar-gambar
tersebut bisa berupa film-strip, slide, gambar dinding dan sebagainya.
(b)
Latihan membaca dan mendengar (اقرأ واسمع)
Guru memperdengarkan materi bacaan yang sudah
direkam dan siswa membaca teks (dalam hati) mengikuti materi yang
diperdengarkan. Pada tingkat permulaan, perbendaharaan kata-kata yang dimiliki
siswa masih terbatas. Oleh karena itu, harus dipilihkan bahan yang pendek-pendek,
mungkin berupa percakapan sehari-hari atau ungkapan-ungkapan sederhana yang
tidak terlalu kompleks.
(c)
Latihan mendengarkan dan
memeragakan ( اقرأ ومثّل)
Dalam latihan ini, siswa diminta melakukan
gerakan atau tindakan non verbal sebagai jawaban terhadap stimulus yang
diperdengarkan oleh guru. Kegiatan ini tidak terbatas pada ungkapan sehari-hari
digunakan oleh guru dalam kelas seperti:
اقرأ – أقفل الكتاب – اجلس – اكتبوا
– امسح السبورة – افتح الشباك
Ketiga jenis latihan yang bam saja
disebutkan, adalah latihan permulaan bagi jenis latihan berikutnya, yakni
latihan pemahaman ( فهم المسموع ) yang lebih
luas.
(d)
Latihan mendengarkan dan mamahami
Pada akhirnya, mendengarkan sesuatu adalah
untuk memperoleh informasi. Infofmasi itu mungkin tersurat/ekplisit, dinyatakan
seeafa jelas. Tetapi mungfcin juga tersirat/implisit, yang memerlukan
pengamatan dan penilaian lebih jauh.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat,
dalam arti tepat dan bermanfaat, seorang penyimak harus pandai-pandai memilih
dan mengingat hiana yang penting dan mengabaikan apa yang tidak penting, kemudian mengambil kesimpulan.
Ini berarti bahwa menyimak adalah ketrampilan
yang dapat dicapai hanya dehgan latihan-latihan. Tujuan latihan menyimak pada
tahap ini ialah agar siswa memiliki ketrampilan memahami isi suatu teks lisan
dan mampu secara kritis menangkap isi yang dikandungnya, baik yang tersurat
maupun yang tersirat.
Pada tahap ini, kepada siswa diperdengarkan
teks lisan (dibacakan langsung oleh guru atau melalui pita rekaman).
Mereka diminta menyimak, memahami dan
kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk
menguji pemahaman mereka.
2.4 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Istima’
Dalam hubungannya dengan latihan mendengarkan untuk
pemahaman ini perlu diperhatikan hal-hal berikut:[5]
1.
Pendengar menerima informasi
melalui rangkaian bunyi bahasa dengan susunan nada dan tekanan penempatan
persendian (juncture). Perubahan susunan unsur bunyi dapat mengubah hubungan
antarbagian kalimat atau arti kalimat secara keseluruhan. Kita sering menjumpai
kalimat tanya yang bentuk dan susuman katanya sama dengan kalimat berita, namun
berbeda karena lagu kalimat yang dipakai Dalam pelajaran menyimak henclaknya
dipupuk kemampuan siswa untuk menafsirkan makna kalimat melalui unsur-unsur
bunyi.
2.
Dalam tutur pembicaraan atau dalam
teks yang dilisankan, biasanya terdapat gagasan pokok dan gagasan penunjang.
Siswa hendaknya dilatih untuk dapat membedakan gagasan pokok dari gagasan
sampingan, contoh dan ilustrasi. Misalnya dengan mengamati ungkapan petunjuk
peralihan, seperti dalam bahasa Arab:لأن, لذلك, رغم أن, لأنه dan sebagainya.
3.
Dalam memilih teks lisan hendaknya
guru memperhatikan hal- hal berikut:
• usia dan minat siswa
• kosakata yang dimiliki siswa
• tingkat kematangan dan kecepatan
siswa dalam mengikuti teks lisan.
Prinsip pengajaran: dari yang mudah ke yang
sulit, dari yang pendek ke yang panjang, dari yang kongkrit ke yang abstrak,
sebaiknya dipakai dalam hubungan ini.
4.
Kecepatan yang wajar tentu
merupakan tujuan akhir pelajaran menyimak ini, tetapi untuk tahap-tahap
permulaan tidak ada salahnya kalau ucapan diperlambat sedikit. Yang diperlambat
bukan ucapan kata-katanya, tapi jedahnya yang diperpanjang. Penyajian teks
lisan untuk tingkat-tingkat permulaan perlu diulang, kalau perlu sampai tiga
kali.
5.
Penggunaan alat peraga banyak
sekali manfatnya dan dapat membantu mempercepat pengertian. Tapi ada kalanya
alat peraga ini dengan sengaja tidak dipakai agar siswa tidak terlalu banyak
menggantungkan diri pada isyarat yang diperolehnya dari alat peraga ini. Dengan
kata lain, para siswa diharapkan memahami teks-teks lisan hanya dari isyarat
yang diterimanya melalui gerbang telinga saja.
6.
Untuk tingkat lanjut, situasi
perlu dibuat mendekati situasi sehari-hari. Gangguan-gangguan seperti
background musik atau suara orang lain yang sedang bercakap-cakap, perlu dengan
sengaja dimasukkan dalam rekaman. Hal ini tentu memersulit usaha meinahami teks
lisan yatig sedang disajikan, tapi itulah realitas dalam kehidupan sehari-hari.
7.
Guru sebaiknya menuliskan
kata-kata kunci sebelum pelajaran dimulai dan menjelaskan maknanya. Tentu saja
tidak semua kata baru dapat dikatakan sebagai kata kunci dan dijelaskan kepada
siswa, karena kesempatan untuk menerka arti kata dari hubungan kalimat perlu
juga diberikan kepada mereka.
8.
Guru hendaknya menyampaikan kepada
siswa dengan jelas apa yang harus mereka kerjakan. Petunjuk yang jelas akan
merangsang para siswa dan menambah semangat mereka untuk berusaha memahami teks
lisan yang disajikan guru.
9.
Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap apa yang didengarkannya, maka setiap materi yang
disajikan hendaknya dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan. Sistematika
pertanyaan untuk pelajaran menyimak ini akan diuraikan kemudian.
10. Respon atau jawaban para siswa bisa bervariasi. Untuk
tingkat-tingkat permulaan, jawaban bisa berupa: gambar-gambar, jawaban lisan dengan bahasa
Indonesia. Untuk siswa tingkat menengah atau lanjutan,
jawaban dalam bentuk lisan atau tulisan dengan bahasa Arab. Tapi perlu
digarisbawahi bahwa tujuan utama bukan hakekat jawaban itu sendiri, tetapi
pengertian yang ditunjukkan siswa terhadap teks lisan yang disajikan.
2.5 Stategi Pembelajaran Istima’
Pada umumnya,
pembelajaran istima’ disampaikan dengan menggunakan media audio. Hal ini
dikarenakan untuk mendatangkan natiq ashli tidaklah mudah, sementara itu
jika dilakukan oleh guru langsung yang notabene bukan orang Arab asli, biasanya
ada perbedaan logat dengan bahasa aslinya. Media audio yang biasa digunakan
adalah tape recorder, CD, dan laboratorium bahasa. Hanya saja, jika dilihat
dari pertimbangan efisiensi, maka tape recorder dan CD merupakan pilihan media
yang cukup murah dan efektif digunakan. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan 3
macam strategi pembelajaran istima’ dengan menggunakan media audio tape
recorder atau CD.
Kemampuan istima’ itu cukup beragam dan
bertingkat-tingkat. Yang paling sederhana, istima’ dimaksudkan untuk
memperdengarkan bunyi bahasa Arab kepada siswa untuk ditirukan dan
dihafalkannya. Dalam pengembangan strategi ini lebih menitik beratkan pada
aspek pemahaman dan pengungkapan kembali terhadap apa yang sudah didengarnya
baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Beberapa
strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’ ini adalah:[6]
- Strategi 1 (True or False)
Strategi ini bertujuan untuk melatih kemampuan
mendengarkan bacaan dan memahami isi bacaannya secara global. Dalam strategi
ini yang dibutuhkan adalah rekaman bacaan dan potongan-potongan teks yang
terkait dengan isi bacaan tersebut untuk dibagikan kepada siswa.
Langkah-langkahnya adalah:
·
Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan
alternatif jawaban benar atau salah (B/S).
·
Perdengarkan bacaan atau nash lewat kaset atau CD dan
para siswa ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.
·
Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca
pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan, kemudian memberikan jawaban benar
atau salah terhadap pernyataan tersebut. Jika pernyataan tersebut sesuai dengan
isi bacaan yang didengar, berarti benar, dan jika tidak sesuai maka jawabannya
salah.
·
Mintalah masing-masing siswa untuk
menyampaikan jawabannya.
·
Perdengarkan sekali lagi kaset
tersebut agar masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah
ditulisnya.
·
Berikanlah klarifikasi terhadap
semua jawaban tersebut agar semua siswa mengetahui kebenaran dari jawaban
mereka masing-masing.
- Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan
memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi dalam
setiap bacaan tersebut. Langkah-langkahnya adalah:
·
Perdengarkan nash yang sudah direkam
dalam kaset maupun CD.
·
Mintalah semua siswa untuk
mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
·
Mintalah semua siswa untuk menjawab
soal-soal yang disampaikan pada akhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
·
Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan
jawabannya (presentasi).
·
Berikan klarifikasi di akhir
sessi terhadap jawaban siswa.
- Strategi 3
Strategi ini tidak hanya menitik beratkan pada aspek
kemampuan memahami isi bacaan, tetapi juga kemampuan untuk mengungkapkan
kembali apa yang sudah didengarnya dengan bahasa sendiri. Langkah-langkahnya
adalah:
·
Perdengarkan nash yang sudah direkam
dalam kaset atau CD.
·
Tugaskan kepada setiap siswa untuk
mencatat kata-kata kuncinya (keyword) sambil mendengarkan.
·
Setelah selesai, para siswa diminta
untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau
tulisan.
·
Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan
(mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.
·
Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa untuk
memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
2.5 Prosedur Pembelajaran Istima’
Ada beberapa petunjuk umum yang
harus diperhatikan oleh seoarang guru dalam pembelajaran istima’, yaitu
sebagai berikut:[7]
a.
Contoh
Hendaknya guru menjadi contoh
yang baik istima’nya.
b.
Perencanaan Pelajaran
Hendaknya guru membuat rencana
pelajaran istima’ dengan baik.
c.
Penyajian pelajaran
d.
Variatif dalam
komunikasi, tidak hanya terbatas guru dan siswa, bisa jadi antar siswa.
e.
Kejelasan ketrampilan
istima’ yang hendak dicapai.
f.
Memperhatikan kondisi
siswa. Guru membedakan siswa yang sama sekali belum pernah berbahasa arab
dengan siswa yang sudah pernah.
g.
Ucapannya jelas
h.
Irama dan intonasi
ketika berhenti. Guru membedakan antara bagaimana menyampaikan materi dengan
ketika dalam situasi sesungguhnya.
i.
Mengembangkan
kemampuan memperhatikan
j.
Mengulang-ulang
(tidak membatasi pengulangan)
k.
Menyenangkan
l.
Guru berusaha
mengkondisikan siswa mengikuti pelajaran istima’
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari paparan pembahasan makalah
ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagaimana berikut:
· Proses menyimak merupakan kegiatan
mendengarkan yang disengaja dalam rangka mencapai maksud-maksud tertentu.
Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk tujuan belajar, mengapresiasi sebuah
karya, mendapatkan informasi khusus, memecahkan masalah, atau untuk memahami
aspek-aspek sebuah bahasa.
· Dalam model pembelajaran banyak hal yang bisa
dilakukan, seperti guru dapat mengintruksikan kepada para siswa untuk membentuk
beberapa kelompok agar para siswa dapat berdiskusi dan menyampaikan hasilnya
dari masing-masing kelompok.
·
Ada tiga tahapan dalam belajar istima’
yaitu tahap perkenalan, tahap mendengarkan dan meniru, yang terakhir tahap
mendengarkan dan meniru.
·
Prinsip dalam pembelajar yaitu,
pemdengar dapat menerima informasi yang disampaikan, siswa dapat membedakan ide
pokok dan gagasan, pemilihan teks yang sesuai, kecepatan speaker harus
diperhatikan, alat peraga hendaknya disiapkan sebagai penunjang media
pembelajaran, menyesuaikan dengan keadaan sekitar, guru sebaiknya menuliskan
kata-kata kunci sebelum pelajaran dan menuliskan maknanya, guru menyampaikan
tentang tugas yang diberikan, materi yang disampaikan sebaiknya terdapat feed
back, respon terhadap jawaban siswa.
·
Ada 3 strategi yang bisa
digunakan, strategi pertama yaitu Strategi yang
bertujuan untuk melatih kemampuan mendengarkan bacaan dan memahami isi
bacaannya secara global. Strategi yang kedua yaitu Strategi yang lebih
menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Strategi yang ketiga yaitu strategi yang menitik
beratkan kepada kemampuan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah didengarnya
dengan bahasa sendiri.
·
Prosedur perencanaan pembelajaran lebih kepada apa yang
harus dilakukan pada saat awal pengajar, pengajaran dan penutup pengajaran.
3.2 Saran
Setelah kami menyusun makalah ini, ada beberapa hal yang
kami anggap penting dan dapat kami sarankan kepada pembaca makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
·
Makalah
ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa agar
mempunyai wawasan yang luas tentang srategi pembelajaran, lebih-lebih studi
Pendidikan Bahasa Arab untuk bekal menjadi seorang pendidik kelak.
·
Makalah ini dapat
dijadikan panduan guru dalam mengajarkan istima’ agar kondisi
pembelajaran dapat menyenangkan dan menarik perhatian siswa/mahasiswa.
·
Makalah ini juga baik untuk dijadikan bahan
rujukan, literature bacaan, acuan penelitian dan bahan kajian-kajian kependidikan
lainnya.
Daftar Pustaka
Effendy, Ahmad Fuad. 2005. Metode Pengajaran Bahasa
Arab. Malang: Misykat
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar.
Jakarta: Grasindo
Hamid, Abdul, dkk. 2011. Metode dan Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Maliki Press
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab Inovatif. Malang: UIN-Maliki Press
MyNiceSpace.com, makruf, Imam, Bahan Ajar :
strategi Pembelajaran Aktif. Diakses pada: 20 September 2012
pukul: 20.25 WIB
www.slideshare.net. Prosedur dan
Tekhnik Pengajaran Aswat Dan Maharah Al-Istima/’. Diakses
pada: 20 September 2012 pukul: 20.24 WIB
[1] MyNiceSpace.com, makruf, Imam, Bahan Ajar : strategi
Pembelajaran Aktif. Diakses
pada: 20 September 2012 pukul: 20.25 WIB
[6] www.slideshare.net. Prosedur dan Tekhnik
Pengajaran Aswat Dan Maharah Al-Istima/’. Diakses pada: 20
September 2012 pukul: 20.24 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar